- Lengkapi P&ID untuk pengukuran level tangki tertutup menggunakan differential pressure transmitter disebelah kiri dan absolute pressure transmitter disebelah kanan.2. Rancang Sistem Pengendalian Flow dan Level pada tangki tertutup dibawah ini (boleh menggunakan cascade control3. Rancang P&ID system pengendalian Flow pipa proses dengan kelengkapan system by pass (harus ada check/gate valve)4. Rancang system pengendalian level yang dilengkapi dengan system alarm dan system shut-down ketika kondisi high level terjadi (normal=set-point)
Senin, 15 Desember 2014
Soal Dan Pembahasan P&ID Gambar/Desain Instrumen
Jumat, 05 Desember 2014
Rabu, 03 Desember 2014
Minggu, 12 Oktober 2014
Jumat, 10 Oktober 2014
Sabtu, 04 Oktober 2014
Mengakses Modul G1/2 Hall Effect Water Flow Sensor Dengan ATmega 16+LCD (Simulasi+Source kode)
Pada postingan saya akan menjelaskan penggunaan dari modul G1/2 Hall Effect Water Flow Sensor menggunakan atmega 16. modul flow meter ini menggunakan sensor hall effect didalamnya.
untuk menghubungkan nya dengan kontroler dalam hal ini atmega 16. modul ini sudah tidak diperlukan lagi driver tambahan. ada 3 kabel keluaran dari modul ini. seperti pada gambar berikut
dimana Black dihubungkan ke ground pada atmega, Red pada Vcc minimal 5 volt, kuning adalah output pulsa pulsa PWM yang akan dijadikan sebagai sumber intrupsi eksternal disa dimasukkan ke dalam pin B1 atau B2 yaitu pin untuk eksternal interupt pada atmega 16.
Untuk memproses sinyal output dari modul flowmeter ini, dilakukan dengan menghitung frekwensinya. dengan meggunakan timer 1 pada atmega untuk menghitung frekwensinya, dan menggunakan delay 1 detik lalu menghentikan timer 1 untuk membaca register TCNT1 yang berisi jumlah perhitngan pulsa selama satu detik tadi. kita juga mengaktifkan fungsi overflow pada timer1 dan menghitung jumlah overflow yang terjadi pada timer1. apa itu overflow ? overflow berarti timer1 telah membuat 2^16 kali perhitungan. sehingga didapatkan rumus untuk menghitung frekwensi adalah Frequency = i*2^16 + TCNT1, untuk mengkonvert nilai frekwensi menjadi satuan aliran yaitu Liter/menit kita gunakan rumus berikut flow = (((dur + i*65536)*60)/7.5)*0.0166, dimana nilai nilai itu didapat dari datasheet modul flowmeter dari hasil percobaan dan konversi satuan. untuk sourcode dan simulasi proteusnya dapat didownlad pada link dibawah. silahkan meninggalkan komen jika ada pertanyaan.
Download
SOURCE CODE
SIMULASI
Berukut adalah gambar-gambar dari proyek ini, susudah di packaging
untuk menghubungkan nya dengan kontroler dalam hal ini atmega 16. modul ini sudah tidak diperlukan lagi driver tambahan. ada 3 kabel keluaran dari modul ini. seperti pada gambar berikut
dimana Black dihubungkan ke ground pada atmega, Red pada Vcc minimal 5 volt, kuning adalah output pulsa pulsa PWM yang akan dijadikan sebagai sumber intrupsi eksternal disa dimasukkan ke dalam pin B1 atau B2 yaitu pin untuk eksternal interupt pada atmega 16.
Untuk memproses sinyal output dari modul flowmeter ini, dilakukan dengan menghitung frekwensinya. dengan meggunakan timer 1 pada atmega untuk menghitung frekwensinya, dan menggunakan delay 1 detik lalu menghentikan timer 1 untuk membaca register TCNT1 yang berisi jumlah perhitngan pulsa selama satu detik tadi. kita juga mengaktifkan fungsi overflow pada timer1 dan menghitung jumlah overflow yang terjadi pada timer1. apa itu overflow ? overflow berarti timer1 telah membuat 2^16 kali perhitungan. sehingga didapatkan rumus untuk menghitung frekwensi adalah Frequency = i*2^16 + TCNT1, untuk mengkonvert nilai frekwensi menjadi satuan aliran yaitu Liter/menit kita gunakan rumus berikut flow = (((dur + i*65536)*60)/7.5)*0.0166, dimana nilai nilai itu didapat dari datasheet modul flowmeter dari hasil percobaan dan konversi satuan. untuk sourcode dan simulasi proteusnya dapat didownlad pada link dibawah. silahkan meninggalkan komen jika ada pertanyaan.
Download
SOURCE CODE
SIMULASI
Berukut adalah gambar-gambar dari proyek ini, susudah di packaging
Jumat, 03 Oktober 2014
Pembentukan Struktur Mikro di Garis Pendinginan Pada Diagram Fasa Pb-Sn
Pembentukan Struktur Mikro di Garis Pendinginan Pada Diagram Fasa Pb-Sn
Pada Diagram Fasa dibawah ini terdapat 5 garis pendinginan dengan komposisi Pb-Sn yang berbeda-beda, serta, dan pada kelima titik pendinginan pada 5 variasi temperatur yang berbeda,Diminta untuk menggambarkan struktur mikronya, serta komposisi dari sn-pb. berikut adalah pembahasan nya.
[video] Pengendalian Suhu dengan ATmega 16 + LM35 dengan Relay (Source Code)
video ini menjelaskan tentangpembuatan pengendalian suhu pemanas air elektrik atau heater dengan menggunakan atmega 16 dan relay dengan LM 35 sebagai sensor nya, LCD digunakan sebagai monitring suhu. cara kerja alat ini adalah, dimana suhu air pada pemanas/heater elektrik dijaga pada suhu 80 derajat. apa bila suhu lebih dari 80 maka relay akan of sedangkan kalau dibawah 80 relay akan on. untuk source kode (codevision) silahkan download pada link di bawah.
Download
Download
Desain dan Pembuatan Antena Yagi 11 Elemen
Apa Itu Antena Yagi ??
Antena
yagi adalah salah satu jenis antena direksional. Pada tahun 1926, dua
orang ilmuwan menemukan sebuah antena. Ilmuwan itu memberi nama
antenanya dengan nama mereka sendiri. Mereka adalah Professor Yagi, dan
muridnya Uda. Kelak antena itu diberi nama antena Yagi-Uda. Antena Yagi
adalah antena yang tersusun atas beberapa elemen. elemen-elemen itu
memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Kegunaan elemen-elemen pada antena
Yagi adalah untuk elemen pemantul, elemenperadiasi, dan elemen pengarah.Mengapa Antena Yagi ??
Antena Yagi dipilih sebagai antena pesawat televisi karena antena ini memiliki pola radiasi direksional, sehingga daya yang diterima pada suatu arah lebih tinggi dari yang lain, hal ini adalah kompensasi agar daya terkumpul pada satu arah.
Bagian bagian antena yagi
- Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang fisik driven adalah setengah panjang gelombang (0,5 λ) dari frekuensi radio yang dipancarkan atau diterima.
- Reflektor adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai pemantul sinyal,dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven.
- Director
- Boom adalah bagian ditempatkanya driven, reflektor, dan direktor. Boom berbentuk sebatang logam atau kayu yang panjangnya sepanjang antena itu.
- Kita perhatikan gambar diawah, pola 1 adalah pola pancaran antena dipole. Bila pada antena dipole diberikan sebuah reflektor dan director, maka akan kita peroleh pola pancaran seperti tergambar pada sebagai pola 2. Pancaran ke satu arah akan menjadi lebih jauh sedangkan pancaran ke jurusan lainnya akan menjadi jauh lebih kecil.
Siaran Televisi Terrestria
- Salah satu penerapan penggunaan antena adalah pada penerimaan siaran televisi terrestrial. Televisi terrestrial adalah televisi yang pada pemancaran siarannya tidak menggunakan perangkat satelit maupun kabel. Sinyal dipancarkan langsung menggunakan propagasi LOS (Line of Sight). Siaran televisi terrestrial biasanya dipancarkan melalui dua daerah pita frekuensi yang berbeda, yaitu VHF (Very High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency). Pembagian kanal frekuensi untuk siaran televisi terrestrial di kota Surabaya dan sekitarnya dapat dilihat pada Tabel
- TVE SMK1 : 471.25 Mhz
Trans TV : 479.25 Mhz
ANTV : 495.25 Mhz
TVRI : 511.25 Mhz
Indosiar : 527.25 Mhz
RCTI : 543.25 Mhz
MNC TV : 559.25 Mhz
SCTV : 575.25 Mhz
Legel : 591.25 Mhz
Kompas TV : 623.25 Mhz
TV9 : 639.25 Mhz
Arek TV : 687.25 Mhz
Global TV : 703.25 Mhz
TV 1 : 719.25 Mhz
Metro TV : 735.25 Mhz
Trans 7 : 751.25 Mhz
Spacetoon : 767.25 Mhz
JTV : 783.25 Mhz
MHTV : 799.25 Mhz
- Setelah mengatahui persebaran frekwensi TV UHF di kota Surabaya, Maka kita mengambil frekwensi tengahnya, yang digunakan untuk frekwensi kerja pada antena yagi yang akan di buat yaitu sebesar 623.25 MHZ
- Driven Element mempunyai panjang ½ lambda Sehingga rumus untuk menghitung total
- panjang Driven Element sebuah Yagi adalah sbb
- f adalah frekwensi kerja yang diinginkan. adalah panjang gelombang diudara
- L adalah panjang Driven Element
- K adalah velocity factor pada logam yang diambil sebesar 0,95.
- Panjang Reflector biasanya dibuat sekitar 7 % lebih panjang dari Driven Element.
- Panjang Director 1 dibuat 5 % lebih pendek dari Driven Element. Jika akan dibuat Yagi yang memiliki elemen lebih dari 3 elemen, maka Director berikutnya ( Director 2 ) biasanya dipotong sedikit lebih pendek dari Director 1. Demikian juga dengan Director 3 , Director 4 dan seterusnya
- Gain terbesar diperoleh jika jarak antara Driven Element dengan Reflector sekitar 0,2 λ – 0,25 λ.
- Untuk memperoleh coupling yang baik antara Driven Element dengan Director 1, maka Director 1 sebaiknya ditempatkan sejauh 0,1λ – 0,15 λ dari Driven Element.
- Director 2 agar ditempatkan sejauh 0,15 λ – 0,2 λ dari Director 1.
- Director 3 ditempatkan sejauh 0,2 λ – 0,25λ dari Director 2. Dst.
- Untuk perhitungan jang dan jarak antar elemen antana yagi yang akan dibuat, digunakan program Analisa antena yagi yang berbasis web, yaitu di http://www.dxzone.com/cgi-bin/dir/jump2.cgi?ID=11183
- Masukkan frekwensi Kerja antena berdasarkan frekwensi tengah dari persebaran frekwensi TV UHF Surabaya yaitu sebesar 623.25 MHZ
- Masukkan diameter dari Boom yang akan dibuat.
- Serta masukkan pula diamater dari elemen-elemen nya
- Berikut adalah kalkulasi final dari antena yagi 11 elemen
- Setelah Dilakukan oerhitungan panjang dan jarak dari setiap elemen antena yagi, maka dilakukan simulasi pembuatan antena untuk mengetahui pola radiasi yang dihasilkan dengan menggunkan program MMANA-GL
- Sedangkan Pola Radiasi yang didapat
-
- Dibawah
ini gambar pola radiasi antena Yagi-Uda hasil pengukuran. Berdasarkan
gambar grafik pola radiasi dibawah ini, dapat diketahui bahwa antena
Yagi yang dibuat sudah memiliki pola radiasi direksional. Hasil
pengukuran dan simulasi pola radiasi menunjukkan daya secara maksimal
diterima pada arah 00
- berikut adalah foto foto saat antena yagi ini saya buat, berdasarkan teori diatas, menggunakan bahan tube almunium yang dipotong kecil kecil sesuai dengan kalkulasi diatas, setelah saya coba performa antena yagi buatan saya ini cukup bagau, semua stasiun tv di surabaya lumayan jernih, tidak kalah dengan antena yang saya beli seharga 100 rb.
Hubungan Struktur Polimer dengan Sifat Mekaniknya
Pada Tabel Dibawah Ini Terlihat Hubungan antara sifat mekanik dari suatu polimer yaitu tensile strength dan modulus elastisitas dengan struktur dari polimernya.
Sifat mekanik yang dapat teramati adalah Tensile Strength dan
Modulus Elastisitas. Jika kita hubungkan dengan struktur dari polimer, maka
akan didapatkan kesimpulan tentang hubungan sifat mekanik dan struktur polimer
adalah sebagai berikut.
Sebuah
struktur rantai bercabang cendrung menurunkan tingkat kristanilitas (
cristanility ) dan kepadatan ( density ) polymer tersebut, yang mengakibatkan
sifat mekanik dari polimer akan berkurang, terutama Kekuatan (Strength), dari
tabel diatas dapat terlihat bahwa LD polyethylene memiliki struktur hugh
branched sehingga memiliki tensile strength paling rendah (3000 psi).
Efek
penambahan atom lain atau kelompok atom ke dalam rantai karbon polimer misalnya
penambahan atom yang lebih besar seperti clorine (Cl) atau penambahan kelompok
atom seperti methyl (CH3) dan benzene
menyebabkan rantai karbon polimer semakin sulit untuk ber-rotasi, terurai
maupun terdeformasi ketika diberikan stress
maupun terjadi peningkatan suhu. Yang berarti penambahan atom laian
menyebabkan sifat mekanik seperti strength, stiffness dan sifat termal seperti
melting temperature akan meningkat. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa Kelompok metil di polypropylene
memberikan peningkatan sifatmekanik
walupun kecil, cincin
benzena styrene memberikan
peningkatan tensile strength yang lebih tinggi, sedangkan atom klorin
dalam polyvinyl chloride memberikan
peningkatan besar.
Langganan:
Postingan (Atom)