Selasa, 10 April 2012

Trik Internet Gratis Tri opminhandler April 2012

kali ini saya mau share trik buat gretongan tri di HP java, buat opminhandler versi berapapun masih work sampai saat saya menulis postingan ini, tanggal 11 april 2012. trik ini buat browsing lancar jaya, buat donlotan juga lancar (kalo mau donlotan mending pake kampret sih). tested saya pake HP SE G502, 500 mb berhasil di sedot.
ok langsung aja, buat yang mau trik nya monggo sedot DISINI.
seperti biasa pula, pass rar nya saya sertakan.

Buat yang belum punya opmin handler.jar silahkan download DISINI

Minggu, 08 April 2012

Trik Gratis Telkomsel PC + Android April 2012


Sekarang saya mau share trik gratis telkomsel android tapi buat yang mau di sambungin ke PC/laptop. kalau saya trik ini saya pake buat streaming di youtube, kalo enggak ya buat donlot-donlot aja, tapi kelemahan nya dengan trik ini tidak bisa membuka semua website terutama yang pake protokol https.
buat yang belom tau caranya share koneksi internet dari HH anroid ke PC/laptop. pake program easy tether donlot DISINI buat yang belom punya.
setting dulu internet di HH nya, biar bisa konak, cari ip ganjil pake senamjari seperti yang sidah saya post di postingan terdahulu. toh senam jari gak lama kok gak ada 1 menit juga.
setelah HH nya sudah berhasil konek internet, ini saat nya kita share koneksi gratisan itu ke pc/laptop. kita cuma pake 1 tool yaitu privoxy. buat tool dan tutorial nya dilahkan donlot DISINI.
seperti biasa, passwordnya saya sertakan disitu juga. tested pake HH x 10 mini pro, speed kisaran 90-80 KBps

Sabtu, 07 April 2012

Trik Gratis TELKOMSEL Android 8 April 2012


Sekarang saya mau share trik TELOMSEL buat browser opera mini handler.apk di android, khususnya opminhandler6, buat yang belum punya opera handler nya bisa download DISINI.trik ini masi pake teik senam jari. ane pake trik ini dah donlot file bergiga-giga tanpa masalah, speed kalo dapet sinyal HSDPA nyampek 90 KBps. demi kenyamanan bersama buat yang mau triknya dilahkan sedot DISINI.
buat password rar nya dudah saya tulis disitu. 

buat yang mau tanya-tanya langsunga aja di comment, kalau bisa langsung saya tanggapi.

MITOS RENCANA PEMBUNUHAN MASSAL YAHUDI

Pada Agustus 1933, Reich Economich Ministry (Kementrian Ekonomi Jerman) dibawah Hjalmar Schacht, menanda-tangani nota kerja-sama bilateral antara Jerman Third Reich dengan Jewish Agency (organisasi embrio cikal bakal pembentukan pemerintahan negara Israel Raya di Palestina). Jewish Agency yang diwakili oleh Chaim Arlosoroff, berhasil membuat kesepakatan kerja-sama yang dikenal dengan sebutan “MOU Haavara” yang dalam bahasa Ibrani berarti “Relokasi”.(20)

Reich Economic Ministry juga membentuk perusahaan kerja-sama bilateral dengan Tel Aviv yang dinamakan INTRIA (International Trade & Investment Agency), yang digunakan sebagai “Escrow Account” (rekening penampung) bagi jaringan pengusaha Yahudi Eropa untuk menyalurkan sumbangannya kepada warga Jerman turunan Yahudi agar mau emigrasi ke Palestina. Selama beroperasi, INTRIA mencatat penyaluran sumbangan sebesar US$900.000 dari pengusaha Yahudi kaya Eropa ke Palestina.”(21)

Selama 26 September sampai dengan 9 Oktober 1934, surat kabar propaganda Nazi “Der Angriff” menerbitkan sebuah artikel yang berjudul “Ein Nazi Fahrt Nach Palastina”, yang menceritakan pengalaman Leopold von Mildenstein, seorang perwira Sicherheitsdienst (SD), Kepolisian Negara Jerman dibawah SS, yang tinggal di Palestina selama 6 bulan. Dalam artikel ini, von Mildenstein menceritakan kekagumannya kepada koloni Yahudi di Palestina, dan memuji prestasi dan semangat para emigrant Yahudi dari Eropa yang kini tinggal disana. Joseph Goebbels, Perdana Menteri Jerman, sampai memberikan penghargaan berupa medali kepada von Mildenstein, dalam jasanya melancarkan upaya emigrasi yahudi-Jerman ke Palestina.(22)

Reinhard Heydrich, pimpinan tertinggi SD, menulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam surat kabar “Das Schwarze” terbitan 15 Mei 1935, “Waktunya tidak terlalu lama sebelum Palestina akan menerima putra-putranya yang telah hilang selama ribuan tahun. Harapan dan itikad baik kami akan selalu menyertai mereka.”(23) Dukungan GESTAPO kepada program emigrasi Yahudi-Jerman ke Palestina ini juga diungkapkan oleh Dr. Hans Friedenthal, ketua Federasi Zionis Jerman / Zionistische Vereinigung fur Deutschland (ZVfD) pada sebuah artikel di harian “Judische Rundschau” pada bulan yang sama, “komunitas Yahudi-Jerman telah mendapat semua yang mereka butuhkan dari GESTAPO untuk apapun yang berhubungan dengan persiapan emigrasi ke Palestina.”(24)

Pada 9-10 November 1938, terjadi kerusuhan di hampir seluruh wilayah Jerman, berupa aksi perusakan, pembakaran toko-toko dan tempat ibadah Yahudi, yang dipicu oleh pembunuhan Duta Besar Jerman di Paris, Ernst von Rath oleh seorang Yahudi-Prancis muda bernama Herschel Grynszpan, yang membalas dendam perlakuan tidak adil terhadap keluarganya. Berdasarkan versi umum sejarah yang ditulis oleh sejarawan-sejarawan komersil dalam daftar gaji media mainstream, Malam yang dikenal dengan sebutan “Kristallnacht” (malam pecahan kaca), disebutkan 1099 Yahudi tewas, 30.000 yahudi dibawa ke Kamp Konsentrasi, 1.668 Sinagog dirusak, dan 200 dibakar, tapi tidak seperti itu kenyataannya. Peneliti dan sejarawan Ingrid Weckert melakukan penyelidikan komprehensif mengenai malam naas tersebut, dan menemukan banyak diskrepansi, rekayasa, bahkan kebohongan total dalam penulisan sejarah Kristallnacht.

Surat perintah No.174/38 diterbitkan oleh Rudolf Hess pada 10 November 1938, “Kepada seluruh Markas Gaulaiter (walikota) untuk segera mengambil tindakan. Mengulang Telex pada tanggal 10 November 1938). Atas perintah seluruh Jajaran Tinggi, memerintahkan: pembakaran tempat-tempat usaha Yahudi, dan sejenisnya tidak boleh terjadi dalam situasi dan kondisi apapun.” Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Weckert, dalam sebuah laporan “Situasi di Lapangan” yang diterbitkan Satgas Partai Nazi Sturm Abteilung (SA) disebutkan Komandan SA Viktor Lutze telah memerintahkan seluruh satgas SA untuk mencegah terjadinya perusakan harta benda milik warga Yahudi-Jerman oleh para demonstran Anti-Semit. Weckert juga menemukan sebuah telegram yang disimpan di Bundesarchiv (Pusat Arsip Jerman), yang diterbitkan oleh Heinrich Himmler sebagai Reischsfuhrer (Pimpinan Tertinggi SS) kepada Reinhard Heydrich pimpinan tertinggi SD (Kepolisian Negara Jerman), yang berisikan perintah untuk menghentikan aksi demonstrasi, dan membantu melindungi warga Yahudi-Jerman dari kekerasan.(25)

Pada akhir penyelidikan, Weckert memberikan jumlah 180 Sinagog terbakar, 7.500 jendela hancur, 36 yahudi tewas, 36 terluka, 20.000 Yahudi-Jerman diberikan perlindungan oleh Kepolisian SD, dan 174 penjarah ditangkap. Weckert yakin bahwa malam Kristallnacht diciptakan untuk mendorong warga Yahudi-Jerman untuk mau emigrasi ke Palestina.

Namun program relokasi warga Yahudi-Jerman baru benar-benar dilakukan secara efektif dan sistematis ketika tugas tersebut dibebankan kepada Obersturmbannfuhrer Adolf Eichmann, tangan kanan Reinhard Heydrich di Dinas Kepolisian SD. Pada tahun 1938, Eichmann mendirikan 32 kantor departemen “Die Enlosung der Juden Frage” (Solusi bagi pertanyaan Yahudi) di seluruh Jerman, Austria dan Bohemia/Moravia (Cekoslovakia). Dengan tugas yang diemban: adalah mensukseskan program emigrasi Yahudi-Jerman ke Palestina. Melalui kantor-kantor inilah, Eichmann mengkoordinir emigrasi warga Yahudi Eropa, dan mengirim mereka ke “tanah yang dijanjikan” melalui laut menggunakan kapal-kapal Jerman.(26)

Pengiriman yahudi ke Palestina oleh Eichmann dilakukan dari 1938 sampai masa akhir perang tahun 1944. Kapal-kapal tersebut berangkat dari pelabuhan Hamburg menuju Haifa dibawah pengawasan Dewan Rabbi Hamburg. Selama 1938-1939, tercatat sebanyak 10.000 orang yahudi dengan sukses diemigrasi dengan cara tersebut. Mulai Oktober 1941, kapal-kapal emigran Yahudi ke Palestina menempuh rute melalui Portugal dikawal oleh armada kapal perang Jerman, seiring dengan meningkatnya eskalasi perang antara Jerman dan Inggris. Tanggal 3 Agustus 1944 tercatat sebagai kloter terakhir dari kapal pengangkut emigran Yahudi ke Palestina, berangkat dari pelabuhan Constance, Bulgaria, sebelum Jerman kalah perang setahun kemudian.(27)

Reich Economic Ministry menyalurkan pengalihan kekayaan warga Yahudi dari Jerman ke Palestina sebesar 139,57 juta Reichsmark yang dikompensasi oleh pengiriman berbagai macam produk non-perang dari pabrik-pabrik di Palestina untuk membantu logistik Jerman selama masa perang. Departemen Solusi Masalah Yahudi Eichmann mencatat emigrasi sukses 70.000 warga yahudi dari wilayah Jerman, Austria & Cekoslovakia ke Palestina sepanjang tahun 1938 s/d 1944. Rabbi Agung Berlin, Dr. Isaak Goldstein menulis dalam memoirnya yang kemudian diterbitkan menjadi buku, “Kami berhutang untuk mengatakan kebenaran, bahwa lebih dari 30.000 Yahudi telah dikirim dengan izin Komando Tertinggi Jerman, menggunakan kapal-kapal, melalui Suriah, untuk memasuki Tanah Suci”(28)

INGGRIS BIANG KEROK TERJADINYA PERANG DUNIA II

Mantan Sekretaris Negara AS periode 1930-an, James Forrestal, menulis dalam buku harian nya yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku, “Pada 17 September 1938, saya bermain golf dengan John Kennedy (ayah dari John F. Kennedy), dan John bercerita kepada saya, bahwa Perdana Menteri Inggris, Sir Neville Chamberlain pernah berkata kepadanya bahwa para penguasa raksasa bisnis Inggris dan Wallstreet mendesaknya agar membawa Inggris untuk berperang dengan Jerman”.(8)

Pada 24 Oktober 1938, Jerman mengajukan tuntutan klaim wilayah atas Danzig (yang tadinya merupakan wilayah Jerman), namun diberikan ke Polandia untuk memberikan koridor ke laut. Menurut versi sejarah resmi, tuntutan yang dilayangkan Jerman kepada Polandia ini adalah sebagai niat Jerman untuk mengobarkan perang di daratan Eropa. Namun yang tidak ditulis oleh para sejarawan komersil adalah, Jerman menawarkan barter wilayah industri Teschen di Chekoslovakia(9) untuk ditukarkan dengan Danzig (yang memang wilayah Jerman yang dikuasai Polandia).

Namun penawaran damai Jerman kepada Polandia ini dijawab oleh Perdana Menteri Inggris Sir Neville Chamberlain dengan pengumuman dihadapan Parlemen Inggris House of Commons pada tanggal 31 Maret 1939, berupa pernyataan siap berperang dengan Jerman, apabila Jerman menganeksasi wilayah milik Polandia. Ultimatum Chamberlain ini diterjemahkan oleh pemerintah Polandia sebagai dukungan untuk tidak menyetujui penawaran damai pertukaran wilayah dari Jerman. Sejak itu Polandia menolak berunding dengan Jerman yang justru akan memancing Jerman untuk melakukan agresi militer ke wilayah kedaulatannya.

Setelah menghadapi penolakan berulang kali, Hitler akhirnya kehilangan kesabaran dan menerbitkan Surat Perintah No.1 kepada Wehrmacht (Angkatan Bersenjata Jerman) pada 31 Agustus 1939, yang berisikan perintah untuk melakukan agresi militer ke wilayah Polandia. Dalam pidatonya dihadapan petinggi militer Wehrmacht, Hitler berkata, “Polandia telah menolak penyelesaian damai, dan lebih memilih penyelesaian menggunakan jalur militer.” Rudolf Hess, deputi Hitler, melayangkan peringatan terakhir kepada Chamberlain pada hari yang sama, “Ini akan menjadi pertumpahan darah, tuan Chamberlain! Orang-orang tidak bersalah akan menjadi korban, dan semua akan menjadi dosa kalian (Inggris). Karena kalian telah menolak seluruh tawaran damai dari Herr Hitler, bahkan mendorong Polandia untuk menolak proposal damai dari kami, sehingga kami tidak punya pilihan lain!”(10) Namun semua ini tidak pernah ditulis dalam versi sejarah resmi yang kita kenal sekarang. Mengapa?

Pada 1 September 1939, Jerman memulai kampanye militer nya ke wilayah Polandia. Pada hari itu juga, Inggris dan Prancis menyatakan perang kepada Jerman. Pada 20 September 1939, Hitler kembali menawarkan proposal damai kepada Inggris dan Prancis untuk mencegah terjadinya pertumpahan darah di seluruh daratan Eropa. Namun penawaran damai tersebut ditolak mentah-mentah oleh Chamberlain. Pada pidatonya di Reichstag pada tanggal 6 Oktober 1939, Hitler kembali menyampaikan keinginannya untuk berdamai dengan inggris dan Prancis. Hitler menjelaskan bahwa yang dilakukan Jerman selama ini hanya berniat untuk mengoreksi Perjanjian Versailles yang sangat merugikan Jerman, dan mengusulkan diadakannya perundingan. Penawaran damai ini kembali ditolak Chamberlain pada 12 Oktober(11). Anehnya semua fakta sejarah ini tidak pernah dituliskan oleh versi sejarah resmi.

Sekali lagi itikad baik ditunjukan oleh Hitler yang menginginkan terjadinya perdamaian, yakni ketika pasukan Inggris British Expeditionary Force (BEF) dipukul Wehrmacht sampai tersudut di pantai kota Dunkirk. Militer Jerman dapat dengan mudah membantai habis seluruh pasukan Inggris dan Prancis yang tidak punya tempat lagi untuk berlari. Namun Hitler memerintahkan AD dan AU Jerman untuk berhenti dan tidak melakukan apapun, untuk membiarkan seluruh pasukan Inggris dan Prancis diselamatkan melalui laut kembali ke Inggris. Daripada menceritakan niat baik Hitler untuk berdamai ini, versi sejarah resmi malah menyebut Dunkirk sebagai suatu “keajaiban” untuk mendukung mitos kekejaman Hitler.

Hitler masih belum menyerah untuk mengajak Inggris dan Prancis berdamai, ketika dalam pidatonya pada tanggal 19 Mei 1940, ia berkata, “Hati nurani saya berteriak agar Inggris mau menggunakan akal sehat, dan menghentikan ini semua.” Langsung dijawab oleh Sekretaris Luar Negeri Inggris Lord Halifax, “Kita tidak akan pernah berhenti berperang!”. Disempurnakan oleh jawaban Churcill pada tanggal 4 dan 17 Juni 1940, “Biarkan bangsa Inggris berperang di pantai-pantai. Kami tidak akan pernah menyerah. Camkan! Pada seribu tahun mendatang, orang-orang akan bekata bahwa ini adalah saat-saat terbaik mereka!”(12)

Pada permulaan tahun 1941, seorang bangsawan Inggris yang bernama Lord Charles Bedstone memprakarsai pertemuan antara dirinya dengan Reichsmarshall Hermann Göring. Dalam pertemuan yang dirahasiakan tempat dan waktunya dari pers ini, Lord Charles yang mengaku telah mendapat restu dari Churchill, menawarkan Göring akses ke pengadaan mineral strategis “Tungsten” untuk Jerman (Tungsten adalah bahan baku penting untuk campuran metal dalam produksi proyektil penembus baja), dengan syarat Jerman harus membuka front timur (berperang dengan Uni Soviet) dan menjatuhkan Komunis.(13)

SUMBER:
(8) “Forrestal Diaries” (Cassel & Co, London), James Forrestal
(9) “Department of Army Pamphlet No.20-255: The German Campaign in Poland” (Washington), Major Infantry Robert M. Kennedy
(10,11,12) “The Nameless War” (Noontide Press), Archibald Maule Ramsey
(13) “Conjuring Hitler”, How Britain And America Made the Third Reich (Pluto Press), Guido Giacomo Preparata PhD – Professor in University of Wahington

PARA KONGLOMERAT MENCIPTAKAN HITLER & NAZI

Surat yang ditulis William Dodd (Dubes AS untuk Jerman di Berlin) pada tanggal 19 Oktober 1936 kepada Franklin D. Roosevelt, “Saya memiliki rasa takut terhadap peran korporasi-korporasi Amerika dalam kemungkinan terjadinya kehancuran demokrasi di Eropa. Bahkan saat saya menulis surat ini, telah ada ratusan perusahaan Amerika yang membangun bisnisnya di Jerman. Keluarga DuPonts (melalui I.G. Farben), Standard Oil milik Rockefeller (melalui Ersatz Gas), terang-terangan memberikan bantuan langsung kepada riset persenjataan Jerman, Saya menulis ini kepada anda, karena saya khawatir mereka hanya akan memberikan komplikasi kepada bahaya laten perang.”(3)

Selama digelarnya pengadilan atas kejahatan perang Nazi seusai PDII, media dengan giat melansir berita-berita dengan wacana “tidak mungkin bagi khalayak internasional dan komunitas bisnis untuk mengetahui rencana ekspansi militer Jerman”. Sesuatu yang dianggap ABSURD oleh penulis akademis Gabriel Kolko. Dalam sebuah bukunya, Kolko menulis, “Tidak perlu dijelaskan lagi motif perusahaan-perusahaan Amerika yang berkontrak dengan Jerman. Apabila mereka klaim bahwa mereka tidak pro-Nazi, saya tidak tahu lagi cara lain untuk mendifinisikannya. Sama halnya dengan industri media Amerika, yang jelas-jelas telah mengetahui sejak tahun 1935 bahwa ujung dari upaya kemakmuran Jerman adalah mutlak merupakan persiapan untuk perang.”(4)

Berawal dari retribusi yang ditetapkan kepada Jerman oleh Perjanjian Versailes sebagai denda atas kerusakan yang timbul akibat PDI sebesar 132 milyar mark per tahun (terhitung ekuivalen dengan 1/4 nilai ekspor Jerman). Pendudukan Ruhr oleh Prancis dan Belgia membuat situasi tambah rumit bagi Jerman, yang hampir kehabisan nafas dalam melakukan pembayaran. Hal ini dibaca jeli oleh para bankir Wall Street, yang kemudian pada tahun 1924 diprakarsai J.P. Morgan membentuk “Komite Perbankan untuk Jerman” dengan program Dawes Plan 1924 (5) semacam IMF untuk Indonesia, dan berhasil menggelontorkan serangkaian sindikasi pinjaman sebesar $800 juta, yang sebagian besar dialirkan ke industri strategis Jerman yang dikonsolidasikan oelh I.G. Farben dan Vereinigte Stahlwerke yang merupakan industri pengadaan bahan kimia terutama yang mendukung material perang yang digunakan Jerman selama PDII (termasuk bahan peledak dan bom).

Kontribusi yang disumbangkan sindikasi korporasi Amerika dan Inggris untuk persiapan Jerman menjelang PDII boleh dikatakan fenomenal, bahkan sangat krusial kepada evolusi kemampuan militer Jerman. Pada tahun 1950, sejarawan James Stewart Martin, dalam sebuah bukunya menyimpulkan bahwa “Pinjaman rekonstruksi Jerman LEBIH merupakan kendaraan pendukung PDII, daripada program pembangunan pasca-PDI.”(6) Dua macam bahan baku terpenting untuk perang, yakni: bahan peledak dan BBM, keduanya diperoleh Jerman berkat mega investasi yang digelontorkan sindikasi para bankir raksasa finansial Morgan-Rockefeller.

Tak cukup disitu, mereka bahkan terjun langsung memproduksi mesin perang Jerman melalui dua manufaktur kendaraan lapis baja terbesar, yakni Opel yang merupakan sahamnya dimiliki General Motors (manajemen dikontrol penuh oleh J.P. Morgan), dan Ford A.G. Jerman (anak perusahaan Ford Motor Company Detroit). Singkatnya, sindikasi para elit industrialis Amerika yang dipimpin oleh bankir-bankir grup finansial Morgan-Rockefeller telah memberikan peran yang tak ternilai bagi kebangkitan Jerman menjadi negara adidaya dibawah rezim Nazi. Beberapa kocoroan dana (diantara dari sekian banyka) yang berasal dari Wall Street. Diketahui mengalir langsung masuk ke jantung industri strategis Jerman untuk memastikan metamorfosis Jerman menjelma menjadi negara adidaya(7):

1. IG. Farben, supplier terbesar industri perang Jerman (bahan kimia, plastik, karet sintetis, amunisi, dll.) mendapat suntikan dana dari Chase Bank, Standard Oil & Ford Motor Co.
2. Fritz Thyssen & Krupp, produsen baja strategis terbesar Jerman mendapat suntikan dana dari Union Banking Corp, Ford Motor Co. & General Electric.
3. OPEL yang merupakan produsen 60% kampfwagen (kendaraan tempur lapis baja) merupakan anak perusahaan dari Ford Motor Co.
4. Hampir seluruh alat komunikasi pada mesin perang Jerman disuplai oleh ITT & General Electric.
5. DAPAG (Deutsche-Amerikanische Petrolieum AG) perusahaan minyak terbesar Jerman yang merupakan industri perang paling strategis, merupakan anak perusahaan Standard Oil milik Rockefeller.

FYI. Franklin D. Roosevelt adalah salah satu anggota Dewan Direksi (Board of Directors) dari I.G. Farben Amerika.

SUMBER:
(3)“Franklin D. Roosevelt and Foreign Affairs” Volume III: September 1935-January 1937 (Cambridge: Belknap Press), Edgar B. Nixon
(4) ”American Business and Germany, 1930-1941" Volume XV (Western Political Quarterly), Gabriel Kolko
(5)“Tragedy and Hope” A Study on International Affairs (Univ.Georgetown Press), Professor Carroll Quigley
(6)“All Honorable Men” (Boston: Little Brown and Company), James Stewart Martin
(7)“Wall Street and the Rise of Hitler” (Hoover Press), Anthony C. Sutton

PERCOBAAN MEMBUAT NAZI-AMERIKA YANG GAGAL

Jendral Smedley Butler adalah putra seorang pengacara dan politisi yang terpilih sebagai Congressman (anggota DPR) pada tahun 1897 di Amerika. Ia bergabung dengan US Army (angkatan bersenjata Amerika) pada umur 16 tahun, dan menjadi Mayor Jendral termuda pada usia 48 tahun. Pada Juli 1934, Jendral Butler didatangi oleh dua orang suruhan yang menawarkannya uang sebesar $30.000.000 (tiga puluh juta dolar) untuk memulai gerakan fasis baru di Amerika dan memimpin 500.000 orang fasis untuk turun ke jalan dan melaksanakan coup d’état (kudeta) untuk mencopot Presiden Franklin D. Roosevelt dari kantor oval gedung putih. Jendral Butler tidak langsung menolak, bahkan menyatakan bersedia menyanggupi permintaan tersebut dengan syarat ia dipertemukan dengan pendana utama, orang-orang yang membiayai langsung gerakan ini.

Dalam tempo singkat, Jendral Butler mendapatkan yang diinginkannya dan bertemu dengan oligarki bisnis yang menguasai 90% pasar dan permodalan di Amerika. Mereka adalah keluarga Du Ponts (pemilik industri baja terbesar di Amerika), Rockefeller (pemilik dari Standard Oil & Chase Bank), para bos dari General Motors, dan Prescott Bush (pengusaha kaya kakek dari George W. Bush). Belakangan Butler mengetahui bahwa keinginan dari para konglomerat ini adalah untuk menginstalasi rezim fasis seperti yang sedang dilakukan Nazi di Jerman, dengan TUJUAN agar Amerika Serikat melakukan invasi militer (PERANG) untuk mengeluarkan negara dari resesi ekonomi yang berkepanjangan. Namun mereka melupakan satu elemen penting, yakni Jendral Butler adalah seorang nasionalis yang berasal dari keluarga konservatif yang tidak mungkin mengadopsi ideologi ekstrim seperti yang mereka tawarkan.(2)

Begitu Butler merasa telah mendapatkan bukti cukup, tanpa membuang banyak waktu ia segera mengadakan pertemuan dengan 2 orang congressman AS, yakni John McCormack dan Samuel Dickstein pada 24 November 1934 untuk melaporkan percobaan kudeta yang didalangi oleh sindikasi konglomerat itu. Meski laporan diterima dengan baik, namun McCormack dan Dickstein seolah enggan menindak-lanjuti kemungkinan pelanggaran konstitusi ini. Bahkan tak lama, pers dan media berbalik menyerang Butler, menyebutnya sebagai penyebar fitnah dengan tujuan mencari sensasi.

SUMBER:
(2)“The New Pearl Harbor: Disturbing Questions About the Bush Administration and 9/11” (Olive Branch Press), David Ray Griffin

BAB PERANG DUNIA II YANG DI-EDIT DARI SEJARAH

“Seperti banyak orang lainnya yang yakin bahwa kami adalah sekte pemuja setan yang kepentingannya selalu bertolak-belakangan dengan kepentingan Amerika, dan menghakimi saya beserta keluarga sebagai “Internasionalis”, bersama jaringan kolega saya diseluruh penjuru dunia berkonspirasi untuk mendikte politik dan ekonomi dunia.. Apabila itu tuduhan yang dilayangkan kepada saya, maka SAYA MENGAKU BERSALAH, & BANGGA TELAH MELAKUKANNYA!(1)” (David Rockafeller)

Singkatnya, evolusi sejarah PDII pada empat dasawarsa terakhir telah melahirkan versi simplfifikasi, meng-edit sisi kompleksnya, hanya fokus ke bagian-bagian penuh sensasi yang semakin MENJAUH dari keakurasian, dikerucutkan kepada racauan seorang gila yang bernama Adolf Hitler. Selama lebih dari 40 tahun, sejarawan-sejarawan komersil yang digaji oleh media mainstream (BBC, NatGeo, Wikipedia, Hollywod, dll) telah sukses mensimplifikasi sejarah PDII menjadi cerita horor tentang seorang psikopat rasis yang berambisi membersihkan Eropa dari ras yahudi, dibantu sebuah organisasi bernama “Nazi” yang berisikan monster-monster pembunuh berdarah dingin, lalu bergotong-royong melakukan pembunuhan massal sistematis kepada seluruh yahudi di Eropa.

Dalam IMAJINASI kolektif peradaban barat, tidak ada apapun di dunia yang lebih buruk dari Nazi-isme. Tidak ada dosa yang lebih jahanam, tidak ada kebrutalan yang lebih biadab daripada apa yang telah Nazi lakukan, sebuah penistaan absolut terhadap kemanusiaan. Bangsa Jerman tercabik-cabik dimutilasi oleh pembantaian moral yang masih berlangsung sampai detik ini. Arus informasi berupa buku, artikel, program TV, film-film layar lebar khusus membahas ‘kemonsteran’ Nazi karya media mainstream tak terhitung banyaknya membanjiri dunia, tidak memberikan celah sedikitpun kepada opini lain selain versi mereka.

Berdasarkan riset-riset yang dilakukan oleh para sejarawan revolusioner, disertasi doktoral, jurnal-jurnal para professor, mereka yang tak pernah tinggal diam dan selalu berupaya untuk mengisi titik-titik kosong dalam sejarah, telah menemukan banyak bukti yang menunjukan adanya 15 tahun campur tangan raksasa bisnis Amerika dibawah koordinasi elit-elit politik kerajaan Inggris dalam evolusi Nazi-isme di Jerman (bahkan jauh sebelum PDII dimulai). Kesuksesan Hitler dan Nazi tidak pernah karena faktor keberuntungan. Boleh dibilang, TANPA dukungan finansial terencana dan sistematis dari para super-konglomerat Amerika, tak ketinggalan perlindungan dari para elit kerajaan Inggris, TIDAK akan ada Adolf Hitler, dan TIDAK akan ada Nazi.

Ini adalah bab PDII yang telah di-edit dari penulisan sejarah, dijauhkan dari jangkauan kita, yakni tentang rencana kerajaan Inggris menghancurkan calon pesaing (Jerman Reich muda), dengan cara bersinergi dengan para elit bisnis Amerika melahirkan rencana jenius untuk menata ulang peta kekuatan ekonomi di Eropa melalui 4 tahap:

1. Klub-klub bisnis super elit Wall Street mengalirkan pinjaman dan investasi terbesar dalam sejarah Jerman untuk membantu Hitler dan Nazi membangun angkatan bersenjatanya,

2. Uni Soviet yang bertindak dibawah koordinasi London, memprovokasi Nazi untuk memastikan mereka berangkat menuju perangkap Front Timur,

3. Amerika Serikat secara terkalkulasi menunda membuka Front Barat selama tiga tahun, untuk membiarkan Nazi masuk jauh ke dataran Rusia, dimana telah menunggu ratusan divisi tempur Tentara Merah yang jumlahnya 2-3x lebih banyak,

4. Baru setelah Jerman babak-belur di Rusia, Inggris-Amerika membuka front barat (D-DAY), melumat Jerman, sampai tiada lagi Jerman yang merupakan ancaman, hanyalah sebuah populasi manusia berbahasa Jerman yang hidup di wilayah yang dikontrol para elit Anglo-Amerika.

Peristiwa-peristiwa sejarah ini telah dengan sistematis dihapus dari catatan sejarah, untuk menutupi keterlibatan para elit bisnis dan elit politik kulit putih Anglo-Amerika yang senantiasa menciptakan skenario tatanan dunia, DIGANTI dengan cerita FIKSI heroisme, yakni perang antara GOOD VS. EVIL yang lebih laku dijual. Ada kekuatan yang begitu menakutkan (lebih menakutkan dari Nazi), yaitu kolusi antara para raksasa bisnis dengan para elit negara-negara super power, melalui jaringan super-kompleks, diplomatik, finansial, dan militer, yang selalu berhitung, berencana dan berkomplot untuk menentukan masa depan bangsa-bangsa di dunia, beserta sebuah fakta yang tak kalah penting, bahwa mereka semua adalah kulit putih (sama sekali bukan Yahudi seperti yang diduga banyak orang).

SUMBER:
(1) “David Rockefeller: Memoirs” (Random House NY), David Rockafeller

ALIH TEKNOLOGI NAZI KE AMERIKA

Nazi Jerman resmi menyerah kepada pasukan sekutu di Eropa pada tanggal 8 Mei 1945, setelah Hitler bunuh diri di bunkernya, saat tentara Merah Rusia telah hanya tinggal beberapa meter dari pertahanan Jerman terakhir di reruntuhan Berlin. Pada bulan itu juga, dengan agresif badan intelijen angkatan bersenjata Amerika mulai merekrut seluruh rocket scientists (ilmuwan roket) terbaik yang ada di dalam daftar gaji Wehrmacht untuk dibawa pulang ke Amerika dengan misi yang diemban adalah “untuk memajukan teknologi Amerika”.

Tercatat 100 orang ilmuwan roket terbaik Third Reich berhasil dibawa pulang kampung ke negara paman sam melalui sebuah operasi yang dikenal dengan nama ‘Operation Paperclip’. Pada tanggal 16 Juli 1945, berkat teknologi Heavy Water (konsep bom atom yang memang sedang dalam pengembangan oleh para ilmuwan Jerman), akhirnya Amerika mampu mengembangkan senjata Nuklir strategis pertama di dunia bekerjasama dengan Inggris dan Kanada dalam sebuah proyek yang dinamakan Manhattan Project(32). Tes peledakan bom atom ini pertama kali dilakukan di daerah New Mexico dalam serangkaian tes yang juga dikenal dengan nama ‘Triniti Test’. Detonasi bom atom pertama di dunia ini menghasilkan ledakan ekuivalen dengan 19 ton bahan peledak TNT, dan meninggalkan lubang besar bagaikan kawah seluas hampir setengah kilometer dengan kedalaman 4 meter.

Tanpa menunggu lama, 2 bom dari spesies yang sama langsung melakukan penampilan debutnya di kota Hiroshima, Jepang. 70.000 orang sipil tewas secara instan sebagai hasil dari ledakan bom nuklir pertama di dunia ini. Hampir 2 kilometer kota dari pusat episentrum ledakan rata dengan tanah, dan lebih dari 5 kilometer dari pusat ledakan terbakar dengan hebat. 75% struktur bangunan yang berada di kota Hiroshima menghilang seolah-olah menguap ke udara. Dan lebih dari 100.000 orang akan mati pada tahun-tahun berikutnya disebabkan oleh keracunan radiasi. Prestasi yang sama diukir di kota Nagasaki dengan 30.000 orang mati seketika, dan 40.000 orang menyusul setahun sesudahnya disebabkan oleh keracunan radiasi.

Bom kedua ini meratakan seluruh bangunan dalam radius 2 kilometer, dan menghanguskan apapun yang berada dalam radius 4 kilometer dari pusat ledakan. Hasil akhir dari Proyek Manhattan ini, adalah menghabiskan anggaran belanja negara Amerika lebih dari 2 milyar dollar, namun juga menciptakan lapangan pekerjaan untuk lebih dari 130.000 ribu warga negara Amerika yang bekerja di 3 fasilitas pengembangan nuklir di 3 negara bagian di Amerika Serikat. Proyek pengembangan persenjataan strategis nuklir Manhattan ini begitu dijaga kerahasiaannya sampai Wakil President Harry Truman baru mengetahuinya ketika President Roosevelt meninggal dunia. Banyak hal yang berhubungan dengan Operasi Paperclip dan Proyek Manhattan masih ditutup rapat-rapat dari publik Amerika sampai sekarang, terutama FAKTA bahwa imluwan Nazi lah yang membuat Amerika Serikat menjadi negara adidaya.

SUMBER:
(32)“The New Pearl Harbor: Disturbing Questions About the Bush Administration and 9/11” (Olive Branch Press), David Ray Griffin

YAHUDI BUKAN DALANG KONSPIRASI DI DUNIA


Pada Agustus 1938, Hitler menganugerahi penghargaan kepada Henry Ford berupa medali “Grand Cross” (semacam Knight Cross untuk sipil) atas jasanya membantu membangun persenjataan Jerman. Berdasarkan berita yang dilansir New York Times, ini adalah kali pertama sebuah Grand Cross dianugerahkan kepada orang asing non-Jerman.(33) Pemberian medali oleh Hitler kepada Henry Ford ini kemudian mengundang kritik yang dilayangkan oleh Sekretaris Interior AS Harold Ickes pada pidatonya di Cleveland yang menyebutnya sebagai “Sebuah kesalahan yang dilakukan milyuner non-yahudi.”(34)

Henry Ford, industrialis kulit putih pemilik manufaktur kendaraan bermotor terbesar di Amerika yang berdarah Inggris-Irlandia ini, memang telah lama dikenal sebagai sosok protestan anti-semit (tidak pro yahudi), bahkan ia telah terlibat langsung dalam pembiayaan kampanye Hitler dan revolusi NSDAP di Munich dari awal. Sebuah kesaksian yang dibuat Auer, seorang wakil presiden direktur dari Bavarian Diet saat pengadilan Hitler: “Perusahaan kami telah lama mendapatkan informasi pergerakan partai Herr Hitler yang dibiayai sepenuhnya oleh figur anti-semit Amerika, Henry Ford. Saya tahu Tuan Ford tertarik kepada pergerakan yang diusung NSDAP sejak beberapa tahun yang lalu. Saya mengetahuinya melalui agen Tuan Ford sendiri yang sedang menjual Traktor di Munich. Ia bercerita kepada saya, bahwa setelah bertemu Diedrich Eichart, Herr Eichart memintanya untuk menyampaikan permohonan permintaan dana untuk perjuangan NSDAP ke Tuan Ford. Tak butuh waktu lama sebelum dana mulai mengalir deras dari Tuan Ford ke Munich. Dalam beberapa kali pertemuan saya dengan Herr Hitler, saya sering mendengar langsung betapa bangganya dia akan dukungan Tuan Ford pada perjuangannya. Saya juga melihat foto Tuan Ford dipajang pada dinding di ruang kerja Herr Hitler”(35)

Hitler mendapatkan vonis hukuman yang relatif ringan mengingat tingkat keseriusan tuduhan yang dilayangkan padanya atas percobaan kudeta di Bavaria. Lalu ia menghabiskan sisa waktunya di penjara yang cukup nyaman, menulis buku Mein Kampf, yang sebagian besar isinya terinspirasi dari buku Henry Ford yang berjudul “The International Jew”. Bahkan banyak paragraf di Mein Kampf yang diambil mentah-mentah oleh Hitler dari buku tersebut. Boleh dibilang, Mein Kampf lahir karena kekaguman Hitler akan ide-ide revolusioner yang ditulis oleh industrialis anti-semit itu.(36)

Dalam sebuah wawancaranya dengan New York Times, Henry Ford berkomentar,
“Dalam 60 keluarga yang secara langsung menentukan nasib negara-negara di dunia, 20 diantaranya secara langsung mengontrol sektor moneter dari negara-negara tersebut. Mereka adalah pencipta perang dalam arti sebenar-benarnya. Ini adalah aspek konstruktif dan juga destruktif dari Wall Street. House of Morgan adalah definisi dari aspek konstruktif (Dawes Plan). Telah bertahun-tahun lamanya saya kenal Tuan Morgan (J.P. Morgan pemrakarsa bantuan finansial Dawes Plan untuk Jerman). Boleh dibilang beliau adalah sahabatku. Perang atau damai di dunia adalah mereka yang tentukan. Boleh dibilang, Wall Street lah yang tentukan kapan dunia harus berperang, kapan dunia harus damai. Kenapa kita melakukan hal ini? Karena uang yang diciptakan darinya, meski kami pun sadar akan penderitaan manusia yang dibawa olehnya pula.”(37)

KESIMPULAN: Perang salib (crusade) yang dikobarkan Henry Ford dan Morgan ke para penguasa bisnis yahudi di Eropa, yang dengan sukses ditumbangkan melalui pembiayaan PDII, yang merombak total peta bisnis di Eropa.

RENUNGAN: Tidak semua yang kita lihat adalah seperti itu adanya. Hampir semua yang kita tahu tentang peradaban modern, tak lain hanyalah sebuah bagian mikro dari modul bisnis makro yang secara sistematis disosialisasikan kepada kita untuk mengajarkan apa-apa yang harus kita sukai, dan apa-apa yang harus kita benci. Melalui sebuah program yang dinamakan “pelestarian kebencian”. Rasa benci kita terhadap (katakanlah) satu golongan, agama atau ras, juga merupakan produk akhir dari program serupa yang telah disosialisasikan kepada kita dengan metoda yang sama. Karena selama masih ada sekelompok orang yang memiliki cukup alasan untuk membenarkan pembunuhan terhadap kelompok lain, maka akan ada setidaknya sepucuk senjata dan sebutir peluru yang terjual; akan ada pembangunan pasca konflik; akan ada pinjaman dibutuhkan dari sindikasi kreditur; akan ada privatisasi dan investasi sektor swasta; akan ada lapangan pekerjaan; akan ada bunga yang harus dibayar; dan tentunya akan ada profit (keuntungan) yang tercipta. Karena perang adalah bisnis, dan tidak ada bisnis yang lebih menguntungkan daripada perang.

1. Hitler dan Nazi dibiayai untuk mengobarkan Perang Dunia II untuk menata ulang ekonomi Eropa demi keuntungan para konglomerat.

2. WTC 9/11 direkayasa supaya perusahaan-perusahaan minyak Amerika dan Inggris bisa kuasai ladang minyak di Irak, dan jalur minyak di Afhanistan

3. Iran dan Korut diembargo supaya putus asa dan mau berperang (persis seperti Jepang pada tahun 1941)

4. Cerita FIKSI holokos diciptakan untuk mendirikan negara Israel, agar para konglomerat mendapat bunga dari pinjaman besar setiap tahun (Yahudi BUKAN dalang konspirator, yahudi cuman obyek adu domba dengan Islam untuk prospek bisnis Perang Dunia III).


Berdasarkan hasil investigasi para sejarawan, disertasi para doktor, dan jurnal-jurnal professor dari berbagai universitas ternama di Amerika dan Inggris, atas kejadian-kejadian sebenarnya dibalik peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah dunia, yang telah dengan sistematis dihapus dari catatan sejarah, dan dijauhkan dari jangkauan kita, yakni: para raksasa bisnis pemilik jaringan konglomerasi super kompleks yang berkolusi dengan para elit politik negara-negara super power, dan menjadi dalang dari hampir seluruh konflik di berbagai lini kehidupan di muka bumi ini. Mereka yang bertanggung-jawab menebar kebencian, mempromosikan konflik, mengobarkan peperangan, dan meraup keuntungan darinya, melalui sebuah program yang mereka namakan “Pelestarian Kebencian”, dimana agan-agan adalah target utamanya. Dan mereka adalah kulit putih (BUKAN yahudi).

“Nervos Bellum Pecuniam” yang berarti: “Esensi perang adalah Uang” (Marcus Tulius Cicero), Senator Romawi Tahun 49 SM

Jumat, 06 April 2012

All About Netcut (Penjabaran Program)

Netcut adalah sebuah program namanya yaitu NETCUT singkatan dari Network Cut untuk memotong akses internet pada public/private WIFI hotspot, ataukah sebuah PC LAN workgroup dari client ke server atau sebaliknya. Program ini pada umumnya dipergunakan oleh pengguna jaringan yang ingin mengambil quota (jatah) bandwith untuk dipakai sendiri tanpa mau dishare kepada client yang lain.
Pencurian bandwith dengan memutuskan koneksi secara teoritis sangat manjur untuk meningkatkan kecepatan akses internet, misalnya sebuah jaringan mendapat jarah 100 Kb/s dan akan dibagi kepada 10 client maka masing-masing client akan memperoleh 10 Kb/s. Dengan Netcut, maka kita bisa memutuskan koneksi 9 client yang lain dan jatah 100 Kb/s akan menjadi milik kita.
NetCut sebenarnya bukan program jahat, digunakan untuk admin server memutuskan koneksi Intruder (penyusup). Namun dalam penerapan nya Netcut lebih sering digunakan untuk hal-hal negatif misalnya digunakan di warnet-warnet ataupun di hotspot area untuk memutus koneksi komputer lain. Jika kita menggunakan netcut dan meng cut off  komputer komputer yang ada di jaringan, maka kecepatan koneksi internet komputer kita akan meningkat sedangkan komputer yang lain kan terputus koneksinya. Softwere ini bersiwat merugikan orang lain, jadi jangan disalahgunakan.
            Netcut bekerja berdasarkan ARP spoofing atau ARP poisoning, yaitu teknik peracunan ARP, ARP ialah singkatan dari Address Resolution Protocol. ARP spoofing merupakan konsep dari serangan penyadapan diantara terhadap dua mesin yang sedang berkomunikasi. ARP poisoning atau peracunan ARP selain diterapkan di program netcut, juga menjadi dasar dari beberapa tool hacking lain seperti beberapa tool untuk sniffing yaitu  CAIN & ABEL, WIRESHARK dll, selain itu juga menjadi dasar dalam teknik hacking yaitu “Man In the Middle”.

yap itu adalah salah satu cuplikan dari program netcut, yang kali ini akan saya jabarkan, sekalian buat tugas TIK di sekolah. untuk lebih lanjut nya silahkan download file nya disini