Sabtu, 07 April 2012

YAHUDI BUKAN DALANG KONSPIRASI DI DUNIA


Pada Agustus 1938, Hitler menganugerahi penghargaan kepada Henry Ford berupa medali “Grand Cross” (semacam Knight Cross untuk sipil) atas jasanya membantu membangun persenjataan Jerman. Berdasarkan berita yang dilansir New York Times, ini adalah kali pertama sebuah Grand Cross dianugerahkan kepada orang asing non-Jerman.(33) Pemberian medali oleh Hitler kepada Henry Ford ini kemudian mengundang kritik yang dilayangkan oleh Sekretaris Interior AS Harold Ickes pada pidatonya di Cleveland yang menyebutnya sebagai “Sebuah kesalahan yang dilakukan milyuner non-yahudi.”(34)

Henry Ford, industrialis kulit putih pemilik manufaktur kendaraan bermotor terbesar di Amerika yang berdarah Inggris-Irlandia ini, memang telah lama dikenal sebagai sosok protestan anti-semit (tidak pro yahudi), bahkan ia telah terlibat langsung dalam pembiayaan kampanye Hitler dan revolusi NSDAP di Munich dari awal. Sebuah kesaksian yang dibuat Auer, seorang wakil presiden direktur dari Bavarian Diet saat pengadilan Hitler: “Perusahaan kami telah lama mendapatkan informasi pergerakan partai Herr Hitler yang dibiayai sepenuhnya oleh figur anti-semit Amerika, Henry Ford. Saya tahu Tuan Ford tertarik kepada pergerakan yang diusung NSDAP sejak beberapa tahun yang lalu. Saya mengetahuinya melalui agen Tuan Ford sendiri yang sedang menjual Traktor di Munich. Ia bercerita kepada saya, bahwa setelah bertemu Diedrich Eichart, Herr Eichart memintanya untuk menyampaikan permohonan permintaan dana untuk perjuangan NSDAP ke Tuan Ford. Tak butuh waktu lama sebelum dana mulai mengalir deras dari Tuan Ford ke Munich. Dalam beberapa kali pertemuan saya dengan Herr Hitler, saya sering mendengar langsung betapa bangganya dia akan dukungan Tuan Ford pada perjuangannya. Saya juga melihat foto Tuan Ford dipajang pada dinding di ruang kerja Herr Hitler”(35)

Hitler mendapatkan vonis hukuman yang relatif ringan mengingat tingkat keseriusan tuduhan yang dilayangkan padanya atas percobaan kudeta di Bavaria. Lalu ia menghabiskan sisa waktunya di penjara yang cukup nyaman, menulis buku Mein Kampf, yang sebagian besar isinya terinspirasi dari buku Henry Ford yang berjudul “The International Jew”. Bahkan banyak paragraf di Mein Kampf yang diambil mentah-mentah oleh Hitler dari buku tersebut. Boleh dibilang, Mein Kampf lahir karena kekaguman Hitler akan ide-ide revolusioner yang ditulis oleh industrialis anti-semit itu.(36)

Dalam sebuah wawancaranya dengan New York Times, Henry Ford berkomentar,
“Dalam 60 keluarga yang secara langsung menentukan nasib negara-negara di dunia, 20 diantaranya secara langsung mengontrol sektor moneter dari negara-negara tersebut. Mereka adalah pencipta perang dalam arti sebenar-benarnya. Ini adalah aspek konstruktif dan juga destruktif dari Wall Street. House of Morgan adalah definisi dari aspek konstruktif (Dawes Plan). Telah bertahun-tahun lamanya saya kenal Tuan Morgan (J.P. Morgan pemrakarsa bantuan finansial Dawes Plan untuk Jerman). Boleh dibilang beliau adalah sahabatku. Perang atau damai di dunia adalah mereka yang tentukan. Boleh dibilang, Wall Street lah yang tentukan kapan dunia harus berperang, kapan dunia harus damai. Kenapa kita melakukan hal ini? Karena uang yang diciptakan darinya, meski kami pun sadar akan penderitaan manusia yang dibawa olehnya pula.”(37)

KESIMPULAN: Perang salib (crusade) yang dikobarkan Henry Ford dan Morgan ke para penguasa bisnis yahudi di Eropa, yang dengan sukses ditumbangkan melalui pembiayaan PDII, yang merombak total peta bisnis di Eropa.

RENUNGAN: Tidak semua yang kita lihat adalah seperti itu adanya. Hampir semua yang kita tahu tentang peradaban modern, tak lain hanyalah sebuah bagian mikro dari modul bisnis makro yang secara sistematis disosialisasikan kepada kita untuk mengajarkan apa-apa yang harus kita sukai, dan apa-apa yang harus kita benci. Melalui sebuah program yang dinamakan “pelestarian kebencian”. Rasa benci kita terhadap (katakanlah) satu golongan, agama atau ras, juga merupakan produk akhir dari program serupa yang telah disosialisasikan kepada kita dengan metoda yang sama. Karena selama masih ada sekelompok orang yang memiliki cukup alasan untuk membenarkan pembunuhan terhadap kelompok lain, maka akan ada setidaknya sepucuk senjata dan sebutir peluru yang terjual; akan ada pembangunan pasca konflik; akan ada pinjaman dibutuhkan dari sindikasi kreditur; akan ada privatisasi dan investasi sektor swasta; akan ada lapangan pekerjaan; akan ada bunga yang harus dibayar; dan tentunya akan ada profit (keuntungan) yang tercipta. Karena perang adalah bisnis, dan tidak ada bisnis yang lebih menguntungkan daripada perang.

1. Hitler dan Nazi dibiayai untuk mengobarkan Perang Dunia II untuk menata ulang ekonomi Eropa demi keuntungan para konglomerat.

2. WTC 9/11 direkayasa supaya perusahaan-perusahaan minyak Amerika dan Inggris bisa kuasai ladang minyak di Irak, dan jalur minyak di Afhanistan

3. Iran dan Korut diembargo supaya putus asa dan mau berperang (persis seperti Jepang pada tahun 1941)

4. Cerita FIKSI holokos diciptakan untuk mendirikan negara Israel, agar para konglomerat mendapat bunga dari pinjaman besar setiap tahun (Yahudi BUKAN dalang konspirator, yahudi cuman obyek adu domba dengan Islam untuk prospek bisnis Perang Dunia III).


Berdasarkan hasil investigasi para sejarawan, disertasi para doktor, dan jurnal-jurnal professor dari berbagai universitas ternama di Amerika dan Inggris, atas kejadian-kejadian sebenarnya dibalik peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah dunia, yang telah dengan sistematis dihapus dari catatan sejarah, dan dijauhkan dari jangkauan kita, yakni: para raksasa bisnis pemilik jaringan konglomerasi super kompleks yang berkolusi dengan para elit politik negara-negara super power, dan menjadi dalang dari hampir seluruh konflik di berbagai lini kehidupan di muka bumi ini. Mereka yang bertanggung-jawab menebar kebencian, mempromosikan konflik, mengobarkan peperangan, dan meraup keuntungan darinya, melalui sebuah program yang mereka namakan “Pelestarian Kebencian”, dimana agan-agan adalah target utamanya. Dan mereka adalah kulit putih (BUKAN yahudi).

“Nervos Bellum Pecuniam” yang berarti: “Esensi perang adalah Uang” (Marcus Tulius Cicero), Senator Romawi Tahun 49 SM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar