Jendral Smedley Butler adalah putra seorang pengacara dan politisi yang terpilih sebagai Congressman (anggota DPR) pada tahun 1897 di Amerika. Ia bergabung dengan US Army
(angkatan bersenjata Amerika) pada umur 16 tahun, dan menjadi Mayor
Jendral termuda pada usia 48 tahun. Pada Juli 1934, Jendral Butler
didatangi oleh dua orang suruhan yang menawarkannya uang sebesar
$30.000.000 (tiga puluh juta dolar) untuk memulai gerakan fasis baru di
Amerika dan memimpin 500.000 orang fasis untuk turun ke jalan dan
melaksanakan coup d’état (kudeta) untuk mencopot
Presiden Franklin D. Roosevelt dari kantor oval gedung putih. Jendral
Butler tidak langsung menolak, bahkan menyatakan bersedia menyanggupi
permintaan tersebut dengan syarat ia dipertemukan dengan pendana utama,
orang-orang yang membiayai langsung gerakan ini.
Dalam tempo singkat, Jendral Butler mendapatkan yang diinginkannya dan
bertemu dengan oligarki bisnis yang menguasai 90% pasar dan permodalan
di Amerika. Mereka adalah keluarga Du Ponts (pemilik industri baja terbesar di Amerika), Rockefeller (pemilik dari Standard Oil & Chase Bank), para bos dari General Motors, dan Prescott Bush (pengusaha
kaya kakek dari George W. Bush). Belakangan Butler mengetahui bahwa
keinginan dari para konglomerat ini adalah untuk menginstalasi rezim
fasis seperti yang sedang dilakukan Nazi di Jerman, dengan TUJUAN agar
Amerika Serikat melakukan invasi militer (PERANG) untuk mengeluarkan
negara dari resesi ekonomi yang berkepanjangan. Namun mereka melupakan
satu elemen penting, yakni Jendral Butler adalah seorang nasionalis yang
berasal dari keluarga konservatif yang tidak mungkin mengadopsi
ideologi ekstrim seperti yang mereka tawarkan.(2)
Begitu Butler merasa telah mendapatkan bukti cukup, tanpa membuang
banyak waktu ia segera mengadakan pertemuan dengan 2 orang congressman
AS, yakni John McCormack dan Samuel Dickstein pada 24 November 1934
untuk melaporkan percobaan kudeta yang didalangi oleh sindikasi
konglomerat itu. Meski laporan diterima dengan baik, namun McCormack dan
Dickstein seolah enggan menindak-lanjuti kemungkinan pelanggaran
konstitusi ini. Bahkan tak lama, pers dan media berbalik menyerang
Butler, menyebutnya sebagai penyebar fitnah dengan tujuan mencari
sensasi.
SUMBER:
(2)“The New Pearl Harbor: Disturbing Questions About the Bush Administration and 9/11” (Olive Branch Press), David Ray Griffin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar