Pada Agustus 1933, Reich Economich Ministry (Kementrian Ekonomi Jerman) dibawah Hjalmar Schacht, menanda-tangani nota kerja-sama bilateral antara Jerman Third Reich dengan Jewish Agency
(organisasi embrio cikal bakal pembentukan pemerintahan negara Israel
Raya di Palestina). Jewish Agency yang diwakili oleh Chaim Arlosoroff,
berhasil membuat kesepakatan kerja-sama yang dikenal dengan sebutan “MOU Haavara” yang dalam bahasa Ibrani berarti “Relokasi”.(20)
Reich Economic Ministry juga membentuk perusahaan kerja-sama bilateral dengan Tel Aviv yang dinamakan INTRIA (International Trade & Investment Agency), yang digunakan sebagai “Escrow Account”
(rekening penampung) bagi jaringan pengusaha Yahudi Eropa untuk
menyalurkan sumbangannya kepada warga Jerman turunan Yahudi agar mau
emigrasi ke Palestina. Selama beroperasi, INTRIA mencatat penyaluran
sumbangan sebesar US$900.000 dari pengusaha Yahudi kaya Eropa ke
Palestina.”(21)
Selama 26 September sampai dengan 9 Oktober 1934, surat kabar propaganda Nazi “Der Angriff” menerbitkan sebuah artikel yang berjudul “Ein Nazi Fahrt Nach Palastina”, yang menceritakan pengalaman Leopold von Mildenstein, seorang perwira Sicherheitsdienst (SD),
Kepolisian Negara Jerman dibawah SS, yang tinggal di Palestina selama 6
bulan. Dalam artikel ini, von Mildenstein menceritakan kekagumannya
kepada koloni Yahudi di Palestina, dan memuji prestasi dan semangat para
emigrant Yahudi dari Eropa yang kini tinggal disana. Joseph Goebbels,
Perdana Menteri Jerman, sampai memberikan penghargaan berupa medali
kepada von Mildenstein, dalam jasanya melancarkan upaya emigrasi
yahudi-Jerman ke Palestina.(22)
Reinhard Heydrich, pimpinan tertinggi SD, menulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam surat kabar “Das Schwarze”
terbitan 15 Mei 1935, “Waktunya tidak terlalu lama sebelum Palestina
akan menerima putra-putranya yang telah hilang selama ribuan tahun.
Harapan dan itikad baik kami akan selalu menyertai mereka.”(23) Dukungan
GESTAPO kepada program emigrasi Yahudi-Jerman ke Palestina ini juga
diungkapkan oleh Dr. Hans Friedenthal, ketua Federasi Zionis Jerman / Zionistische Vereinigung fur Deutschland (ZVfD) pada sebuah artikel di harian “Judische Rundschau” pada bulan yang sama, “komunitas
Yahudi-Jerman telah mendapat semua yang mereka butuhkan dari GESTAPO
untuk apapun yang berhubungan dengan persiapan emigrasi ke
Palestina.”(24)
Pada 9-10 November 1938, terjadi kerusuhan di hampir seluruh wilayah
Jerman, berupa aksi perusakan, pembakaran toko-toko dan tempat ibadah
Yahudi, yang dipicu oleh pembunuhan Duta Besar Jerman di Paris, Ernst
von Rath oleh seorang Yahudi-Prancis muda bernama Herschel Grynszpan,
yang membalas dendam perlakuan tidak adil terhadap keluarganya.
Berdasarkan versi umum sejarah yang ditulis oleh sejarawan-sejarawan
komersil dalam daftar gaji media mainstream, Malam yang dikenal dengan
sebutan “Kristallnacht” (malam pecahan kaca), disebutkan
1099 Yahudi tewas, 30.000 yahudi dibawa ke Kamp Konsentrasi, 1.668
Sinagog dirusak, dan 200 dibakar, tapi tidak seperti itu kenyataannya.
Peneliti dan sejarawan Ingrid Weckert melakukan penyelidikan
komprehensif mengenai malam naas tersebut, dan menemukan banyak
diskrepansi, rekayasa, bahkan kebohongan total dalam penulisan sejarah
Kristallnacht.
Surat perintah No.174/38 diterbitkan oleh Rudolf Hess pada 10 November 1938, “Kepada
seluruh Markas Gaulaiter (walikota) untuk segera mengambil tindakan.
Mengulang Telex pada tanggal 10 November 1938). Atas perintah seluruh
Jajaran Tinggi, memerintahkan: pembakaran tempat-tempat usaha Yahudi,
dan sejenisnya tidak boleh terjadi dalam situasi dan kondisi apapun.” Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Weckert, dalam sebuah laporan “Situasi di Lapangan”
yang diterbitkan Satgas Partai Nazi Sturm Abteilung (SA) disebutkan
Komandan SA Viktor Lutze telah memerintahkan seluruh satgas SA untuk
mencegah terjadinya perusakan harta benda milik warga Yahudi-Jerman oleh
para demonstran Anti-Semit. Weckert juga menemukan sebuah telegram yang
disimpan di Bundesarchiv (Pusat Arsip Jerman), yang diterbitkan oleh
Heinrich Himmler sebagai Reischsfuhrer (Pimpinan Tertinggi SS) kepada
Reinhard Heydrich pimpinan tertinggi SD (Kepolisian Negara Jerman), yang
berisikan perintah untuk menghentikan aksi demonstrasi, dan membantu
melindungi warga Yahudi-Jerman dari kekerasan.(25)
Pada akhir penyelidikan, Weckert memberikan jumlah 180 Sinagog terbakar,
7.500 jendela hancur, 36 yahudi tewas, 36 terluka, 20.000 Yahudi-Jerman
diberikan perlindungan oleh Kepolisian SD, dan 174 penjarah ditangkap. Weckert yakin bahwa malam Kristallnacht diciptakan untuk mendorong warga Yahudi-Jerman untuk mau emigrasi ke Palestina.
Namun program relokasi warga Yahudi-Jerman baru benar-benar dilakukan
secara efektif dan sistematis ketika tugas tersebut dibebankan kepada
Obersturmbannfuhrer Adolf Eichmann, tangan kanan Reinhard Heydrich di
Dinas Kepolisian SD. Pada tahun 1938, Eichmann mendirikan 32 kantor
departemen “Die Enlosung der Juden Frage” (Solusi bagi
pertanyaan Yahudi) di seluruh Jerman, Austria dan Bohemia/Moravia
(Cekoslovakia). Dengan tugas yang diemban: adalah mensukseskan program
emigrasi Yahudi-Jerman ke Palestina. Melalui kantor-kantor inilah, Eichmann
mengkoordinir emigrasi warga Yahudi Eropa, dan mengirim mereka ke
“tanah yang dijanjikan” melalui laut menggunakan kapal-kapal Jerman.(26)
Pengiriman yahudi ke Palestina oleh Eichmann dilakukan dari 1938 sampai
masa akhir perang tahun 1944. Kapal-kapal tersebut berangkat dari
pelabuhan Hamburg menuju Haifa dibawah pengawasan Dewan Rabbi Hamburg.
Selama 1938-1939, tercatat sebanyak 10.000 orang yahudi dengan sukses
diemigrasi dengan cara tersebut. Mulai Oktober 1941, kapal-kapal
emigran Yahudi ke Palestina menempuh rute melalui Portugal dikawal oleh
armada kapal perang Jerman, seiring dengan meningkatnya eskalasi perang
antara Jerman dan Inggris. Tanggal 3 Agustus 1944 tercatat sebagai
kloter terakhir dari kapal pengangkut emigran Yahudi ke Palestina,
berangkat dari pelabuhan Constance, Bulgaria, sebelum Jerman kalah
perang setahun kemudian.(27)
Reich Economic Ministry menyalurkan pengalihan kekayaan warga Yahudi
dari Jerman ke Palestina sebesar 139,57 juta Reichsmark yang
dikompensasi oleh pengiriman berbagai macam produk non-perang dari
pabrik-pabrik di Palestina untuk membantu logistik Jerman selama masa
perang. Departemen Solusi Masalah Yahudi Eichmann mencatat emigrasi
sukses 70.000 warga yahudi dari wilayah Jerman, Austria &
Cekoslovakia ke Palestina sepanjang tahun 1938 s/d 1944. Rabbi Agung Berlin, Dr. Isaak Goldstein menulis dalam memoirnya yang kemudian diterbitkan menjadi buku, “Kami
berhutang untuk mengatakan kebenaran, bahwa lebih dari 30.000 Yahudi
telah dikirim dengan izin Komando Tertinggi Jerman, menggunakan
kapal-kapal, melalui Suriah, untuk memasuki Tanah Suci”(28)
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut